Sunday 17 July 2016

Definisi Taqlid



Pengertian Taqlid:
Ialah mengikuti pandapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.
a. Syarat-syarat taqlid :
Bertaqlid diboleh dengan syarat-syarat orang awam (orang biasa) yang tidak mengerti cara-cara mencari hukum, ia boleh mengikuti pendapat lain dan mengamalkannya.
Adapun orang yang pandai dan sanggup mencari sendiri maka hendaklah mencari sendiri atau minimal ittaba’ kepada salah satu madzhab tertentu.
b. Syarat-syarat masalah yang ditaqlid
– Hukum akal
Dalam hkum akal tidak boleh bertaqlid kepada orang lain, seperti mengetahui adanya zat yang menjadikan alam serta sifat-sifatNya dan hukum akal lainya, karena jalan menetapkan hukum-hukum tersebut ialah akal, sedang setiap oarng punya akal, karena itu tidak ada gunanya bertaqlid kepada orang lain.
– Hukum syara’
Hukum syara ada dua macam yaitu yang bisa diketahui dengan pasti seperti wajibnya shalat lima waktu, puasa, zakat dan haji dalam masalah ini tidak boleh seseorang bertaqlid. Yang kedua masalah-masalah yang diketahui dengan penyelidikan dan mencari dalil, seperti ibadah furu’iyah.
c. Taqlid yang diharamkan
1. Taqlid kepada orang lain dengan tidak memperdulikan Al-Qur’an dan As-sunnah
2. Taqlid kepada orang yang tidak diketahui keahliannya untuk ditaqlidi
Pesan Imam Empat Dalam Masalah Lain-Lain
Imam Abu Hanifah :
“Jika perkataanku manyalahi kitab Allah dan Hadits Rasul, maka tinggalkanlah pendapatku”. “seseoarang tidak boleh mengambil perkataan saya sebelum mengetahui dari mana saya berkata”.
Imam Malik :
“Saya hanya manusia biasa yang kadang salah kadang benar, selidikilah pendapat saya, kalau sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits, maka ambillah, jika menyalahi hendaklah tinggalkanlah”.
Imam Syafi’i :
“Perumpamaan orang yang mencari ilmu tanpa hujjah (alasan) seperti orang yang mancari kayu bakar di waktu malam, ia membawa kayu-kayu itu sedang ia tidak tahu di dalamnya ada ular yang siap menggigit sedang ia tidak tahu.
Imam Ahmad Bin Hanbal :
“Janganlah taqlid kepada saya, Malik, Tsauri, Auza’i, tapi ambilah dari mana mereka mengambil”.

No comments:

Post a Comment