Saturday 30 July 2016

Shadow Teacher




1.      Membuat kesepakatan dengan ABK yang didampinginya tentang beberapa aturan main. Misalnya: “Kalau mau ke toilet izin dulu ya...”
2.      Berikan konsekuensi seperlunya, berbeda dengan ancaman. Konsekuensi adalah efek yang diberikan sebagai imbalan terhadap sikap anak. Jika dia bersikap yang sesuai dengan target pembelajaran maka ditambah kenyamanannya dan dikurangi ketidaknyamanannya. Dan sebaliknya.
3.      Beda konsekuensi dengan ancaman: ancaman bersifat membully dan tidak ada hubungannya dengan sikap si anak. Membully bisa dengan tindakan [mencubit, menabok dll] atau dengan ucapan [kata-kata kotor dan umpatan].
4.      Dalam mengerjakan soal, Shadow teacher bukan pembantu, bukan memberikan jawaban tapi  mempertajam pemahaman ke arah jawaban.
5.      Jika memberi instruksi tidak cukup dengan vokal, tapi disertai dengan gerakan  tangan sebagai isyarat untuk menegaskan dan memperjelas instruksi.
6.      Memegang/ menenangkan anak ABK tidak ditarik tangannya, tapi shadow memegang kedua bahunya krn ini akan lebih nyaman.
7.      Menulis gerakannya harus benar, tidak boleh terbalik karena menentang kerja saraf.
8.      Untuk memindahkan anak, jangan digendong. Tapi diprosesnya dipecah, pertama disuruh berdiri lalu pindah, jika tak mau digelitiki. Kenapa ? karena yang penting adalah prosesnya, bukan hasilnya.
9.      Menyiapkan kegiatan yang berstruktur baik di dalam maupun di luar ruangan agar ABK mampu berinteraksi dengan orang lain.
10.  Mengontrol emosi anak. Ketika anak sedang tantrum (emosi) maka tidak perlu digubris, abaikan saja pura-pura tidak tahu.
11.  Reward dan punishment tidak boleh delay, tapi harus secepatnya. Jika tertunda maka si anak tidak faham kenapa dia harus kena sanksi.

Narasumber:  dr. Tri Gunadi, A.Md.OT., S.Psi.

No comments:

Post a Comment